Laporan praktikum OTK- Fluid Flow
FLUID FLOW
BAB I
PENDAHULUAN
I.1.
Latar belakang
Fluida
merupakan zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk secara permanen. Kata
fluida mencakup zat-zat seperti zat cair, air, dan gas. Karena zat-zat tersebut
dapat mengalir. Tetapi sebaliknya untuk seluruh benda yang masuk dalam kategori
zat padat tidak dapat disebut dengan fluida. Karena zat-zat tersebut tidak bisa
mengalir secara kontinyu. Perilaku zat cair yang mengalir sangat bergantung
pada kenyataan apakah fluida tersebiut berada dibawah pengaruh bidang batas
padat atau tidak. Aliran dalam pipa telah banyak dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari maupun dalam proses-prose dibidang industri. Pada aliran air dan
udara yang mengalir dalam suatu pipa, kecepatan dan kapasitasnya dapat
berubah-ubah. Tipe
aliran fluida yang terjadi di dalam suatu aliran atau pipa sangat penting dalam
persoalan-persoalan fluida dinamik. Aliran fluida dapat dibedakan menjadi 3
macam yaitu laminar, turbulen dan transisi. Pembagian jenis aliran tersebut
berhubungan dengan bilangan Reynold.
Dalam praktikum ini menggunakan serangkaian alat fluidisasi.
Hal pertama yang dilakukan yaitu fluida dialirkan selama lima detik menuju
tangki melewati selang kecil yang berhubungan dengan pipa U sehingga dapat
diketahui ∆P fluida mengalir. Setalah itu fluida yang ada
ditangki dihitung dan didapat volumenya. Percobaan tersebut diulangi sebanyak
lima kali dan lakukan pula dengan variabel yang berbeda sesuai yang diberikan.
Tujuan dalam praktikum ini yaitu agar praktikan dapat lebih
lagi memahami konsep dari persamaan Bernoulli dalam suatu aliran fluida (Fluid
Flow). Praktikan juga dapat menentukan laju alir pressure drop pada pipa dengan
penampang lurus dan pipa dengan penampang berbagai macam fitting. Serta
praktikan juga dapat menentukan nilai power pompa yang digunakan.
I.2.
Tujuan
1. Memahami konsep persamaan
bernoulli pada aliran fluida
2. Memahami jenis aliran dalam
perpipaan
3. Menentukan laju alir
pressure drop pada pipa dengan penampang lurus dan penampang berbagai macam
fitting
I.3 Manfaat
1. Praktikan dapat menentukan
nilai dari eksperimen tentang head loss pada pipa dan fitting
2. Praktikan dapat menetapkan
nilai tentang fanning friction loss factor
3. Praktikan dapat
mengaplikasikan persamaan bernoulli
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
II.1.Secara Umum
Fluida merupakan suatu zat yang dapat atau juga bisa
mengalami suatu proses perubahan bentuk secara terus-menerus apabila terkena
tekanan ataupun gaya walaupun relatif sangat kecil. Kata fluida mencakup
zat-zat seperti zat cair, air, dan gas. Karena zat-zat tersebut dapat mengalir.
Tetapi sebaliknya untuk seluruh benda yang masuk dalam kategori zat padat tidak
dapat disebut dengan fluida. Karena zat-zat tersebut tidak bisa mengalir secara
kontinyu.
Fluida juga merupakan gugusan yang tersusun atas molekul-molekul.
Yang dimana molekul-molekul tersebut tidak dapat terikat pada suatu sisi.
Melainkan molekul-molekul tersebut saling bergerak bebas terhadap satu dengan
yang lainnya. Selain itu, molekul tersebut dengan mudah bergerak serta
berubah-ubah tanpa pemisah massa. Sehingga fluida memiliki sifat ketahanan
terhadap perubahan bentuk sangatlah kecil (Suryani, 2013)
II.2 ALIRAN
FLUIDA
Aliran
fluida pada suatu pipa dapat dikategorikan sebagai berikut :
1.
Aliran Laminer
Aliran laminer merupakan suatu aliran dengan fluida
yang bergerak dalam lapisan lapisan atau bisa disebut juga lamina-lamina dengan
satu lapisan yang meluncur secara lancar. Dalam aliran lamina ini viskositas
berfungsi untuk meredam dari kecenderungan terjadinya gerakan relatif antara
lapisan. Sehingga aliran laminer dapat memenuhi hukum viskositas Newton yaitu :
1.
Aliran Turbulen
Aliran Turbulen merupakan suatu aliran dimana pergerakan yang
terdapat pada partikel-partikel sangat tidak menentu. Karena mengalami
percampuran serta putaran partikel antar lapisan, yang dapan mengakibatkan
saling tukar momentum dari satu bagian fluida kebagian fluida yang lain dalam
skala besar. Dalam keadaan aliram turbulen maka turbulensi yang terjadi dapat
mengakibatkan tegangan geser yang merata pada seluruh fluida. Sehingga
menghasilkan kerugian-kerugian aliran.
2.
Aliran Transisi
Aliran transisi merupakan suatu aliran peralihan dari aliran
laminer ke aliran turbulen.
VISKOSITAS
Viskositas
fluida merupakan suatu ukuran dari ketahanan sebuah fluida terhadap deformasi
atau perubahan bentuk. Dimana viskositas dapat dipengaruhi oleh temperatur,
tekanan, kohesi, dan laju perpindahan momentum molekularnya. Viskositas zat
cair cenderung menurun dengan seiring bertambahnya kenaikan temperatur. Hal ini
dapat disebabkan karena gaya-gaya kohesi pada zat cair bila dipanaskan akan
mengalami penurunan. Dengan semakin bertambahnya temperatur pada zat cair yang
menyebabkan berturunnya viskositas dari zat cair tersebut.
RAPAT JENIS (DENSITAS)
Densitas atau
rapat jenis ( ρ ) merupakan zat dalam ukuran untuk konsentrasi zat tersebut dan
dapat dinyatakan dalam massa persatuan volume. Sifat ini ditentukan dengan cara
menghitung nisbah atau rasio massa zat yang terkandung dalam suatu bagian
tertentu terhadap volume bagian tersebut. Sehingga hubungannya dapat dinyatakan
sebagai berikut :
Dimana :
m adalah massa fluida ( kg )
V adalah volume fluida ( m3 )
Nilai densitas dapat dipengaruhi oleh temperatur. Yang dimana
semakin tinggi temperatur maka kerapatan pada suatu fluida semakin berkurang.
Hal ini dapat terjadi karena gaya kohesi dari molekul-molekul fluida semakin
berkurang.
DEBIT ALIRAN
Debit aliran
dipergunakan untuk menghitung kecepatan aliran pada masing-masing pipa yang
dieksperimenkan. Dimana pada rumus debit aliran tersebut dapat dinyatakan
sebagai berikut :
Dimana :
Q adalah debit
aliran ( m3/s )
V adalah Volume
fluida ( m3 )
T adalah waktu
( s )
II.3 ANGKA REYNOLDS
Reynolds
mempelajari kondisi dimana satu jenis aliran dapat berubah menjadi jenis aliran
lain. Yaitu suatu aliran laminer dapat berubah menjadi aliran turbulen. Hal
tersebut bergantung pada empat buah besaran yaitu diameter pipa, viskositas,
densitas, dan kecepatan linier rata-rata zat cair. Kemudian Reynolds menemukan
bahwa keempat faktir tersebut digabungkan menjadi suatu gugus dan perubahan
macam aliran berlangsung pada suatu nilai tertentu gugus tersebut.
Pengelompokan variabel menurut Reynolds adalah sebagai berikut :
gugus variabel tanpa-dimensi ini disebut
sebagai angka Reynolds (Reynolds number) Nre. Pada gugus ini
besarmya tidak bergantung pada satuan yang digunakan, asal saja satuan-satuan
tersebut konsisten.
Pengamatan-pengamatan selanjutnya
menunjukan bahwa transisi dari aliran laminer menjadi aliran turbulen dapat
berlangsung pad kisaran angka Reynolds yang cukup luas. Aliran laminer selalu
ditemukan pada angka Reynolds dibawah 2100. Tetapi bisa terdapat pada angka
Reynolds sampai beberapa ribu. Yaitu dalam kondisi khusus yang diaman lubang
pipa masuk sangat baik kebundarannya. Dan juga zat cair dalam tangki sangat
tenang.
Pada kondisi aliran biasa, aliran tersebut
disebut turbulen. Yaitu terdapat pada angka Reynolds kira-kira diatas 4000.
Sedangkan nilai angka Reynolds yang terdapat diantara nilai 2100 sampai 4000,
terdapat suatu daerah transisi diaman aliran itu mungkin laminer dan mungkin
juga aliran turbulen. Hal tersebut bergantung pada kondisi pada lubang masuk
pipa dan jarak luang masuk itu. (McCabe, 1987)
II.4 DASAR-DASAR
PERHITUNGAN
Untuk
menganalisa suatu fluida, maka dasar-dasar yang harus diperhatikan adalah
sebagai berikut :
A.
Neraca Massa
Untuk fluida tak termanpatkan berlaku
hukum kontinuitas dimana massa yang masuk sama dengan massa yang keluar
Dimana :
V1 adalah Volume masuk ( m3
)
A1 adalah luas penampang saat
masuk ( m2 )
V0 adalah Volume keluar ( m3
)
A0 adalah luas penampang saat
keluar ( m2 )
Atau
Dimana
m1 adalah massa masuk
m0 adalah massa keluar
ρ1 adalah densitas fluida masuk
ρo adalah densitas fluida keluar
Untuk fluida termampatkan harga densitas
masuk sama dengan harga densitas keluar (ρ1 = ρo ). Sedangkan untuk fluida tak termampatkan ρ1 tidak sama dengan ρo. Untuk menentukan laju alir fluida ( Q ) dapat digunakan persamaan : Q = V/AA.
Neraca Energi
Untuk sistem perpipaan fluida dapat dibedakan sebagai berikut :
( E. Dalam + E.
Potensial + E. Kinetik + E. Tekanan ) input
= (E. Dalam + E. Potensial + E. Kinetik +
E. Tekanan ) output + E. Kerja + E. Panas + E. Yang hilang
Persamaan tersebut jika dinyatakan dalam energi per satuan massa
akan diperoleh persamaan sebagai berikut :
II.5 KEHILANGAN GESEKAN
PADA SISTEM PERPIPAAN
( Friction loss
= ff )
Head loss dapat
dikategorikan dalam dua bagian antara lain :
1. 1. Head loss karena ketahanan pipa yang terbentang sepanjang pipa
Dimana harga f dapat dingearuhi oleh besarnya E / D dari NRe
1.
Friction loss, karena adanya perlengkapan pipa friction loss (F)
juga dipengaruhi oleh karakteristik perlengkapan pipa seperti elbow, kerangan,
ekspansi, kontraksi. Dengan memisahkan pipa lurus dan pipa berfitting dan
memasukan harga factor yang tergantung pada jenis fitting masing-masing.
Dimana nilai kf merupakan koefisien kehilangan
masing-masing dari fitting. Untuk koefisien tersebut dapat dilihat pada :
a . Friction Loss Karena Kekurangan (Ffv)
“L” dianggap nol (0) karena di asumsikan
tidak ada pipa lurus dan harga kf tergantung pada besar dan jenis
kerangan.
b.
Friction Loss Karena Adanya Belokan (Ff Elb)
Harga kf
elb tergantung pada besarnya jari-jari elbow terhadap jari-jari pada pipa.
Sumber :
Kutiningsih, Indar. 2008. “Aliran Fluida” (che.ft-untirta.ac.id)
Mc Cabe, Warren L. 1985. “Unit Operation of Chemical Engineering
Seventh Edition”. New York : McGraw Hill
Ridwan. 2015. “Karakteristik Aliran Fluida”.(ridwan.staff.gunadarma.ac.id/ downloads/files/10075/Karakteristik+Aliran+Fluida1.pdf)
Suryani, Irma. 2013. “Pengertian atau Definisi Fluida”
(irma-teknikkimia.blogspot.com/2013/02/pengertian-atau-definisi-fluida-serta.
Html)
0 Response to "Laporan praktikum OTK- Fluid Flow"
Posting Komentar